Coke War
8:50:00 PM
Beberapa
waktu yang lalu saya menyempatkan diri untuk membuka akun instagram saya,
setelah beberapa menit saya melihat-lihat beranda instagram, saya mulai merasa
bosan karena tidak ada sesuatu yang mampu menghibur saya, lalu saya pun teringat
bahwa ada sebuah akun yang selalu mengunggah foto-foto yang menghibur yaitu
9GAG. Ketika melihat-lihat postingan di akun instagram tersebut, ada foto yang
menarik perhatian saya. Foto tersebut merupakan foto yang menggambarkan
persaingan antara dua minuman bersoda yang telah mendunia yaitu Coca Cola dan
Pepsi. Pada foto tersebut, terlihat bahwa kedua minuman tersebut saling berusaha
untuk menjatuhkan satu sama lain. Ternyata ‘perang’ diantara mereka tidak hanya
berada pada akun 9GAG melainkan ketika saya mulai mencari tahu lebih lanjut di
google ada banyak sekali foto, berita, bahkan ada beberapa buku yang menuliskan
tentang persaingan yang ketat diantara ke dua minuman bersoda tersebut.
(sumber:google)
Menurut
salah satu buku, pada awal 1990-an Pepsi pernah membuat iklan dalam rangka
kampanye “The Joy Of Pepsi”. Iklan tersebut menceritakan tentang seorang anak
kecil yang sedang membeli Pepsi di mesin otomatis pembelian minuman kaleng.
Pada mesin tersebut terdapat beberapa pilihan diantaranya Pepsi dan Coca Cola. Tempat
lubang koin Coca Cola ada di bawah, sedangkan Pepsi berada diatas. Karena tubuh
anak pembeli minuman tersebut pendek, anak tersebut tidak dapat menjangkau
tempat lubang koin Pepsi. Karena hal tersebut, ia pun membeli dua botol kaleng
Coca Cola yang lubangnya dapat ia jangkau dengan mudah lalu ditaruhnya dua
botol kaleng tersebut di tanah dan ia-pun mulai menaikinya untuk dapat
menjangkau lubang koin Pepsi agar ia dapat segera memasukan koin dan menikmati
Pepsi. Bagaimana nasib dua botol kaleng Coca Cola? anak tersebut hanya
meninggalkannya di tanah dan pergi sambil menikmati Pepsi yang berhasil ia
dapatkan. Iklan seperti ini tentunya sangat kontroversial dan tidak mungkin
mendapatkan izin tayang di Indonesia. Namun iklan ini dapat tayang dengan bebas
di Amerika Serikat karena mereka memiliki demokrasi yang amat bebas.
Saya tidak dapat menemukan video iklan tersebut, namun ketika saya mencari contoh iklan kontroversial tersebut di You Tube, saya menemukan iklan ini. Iklan ini sangat terlihat bahwa Coca Cola menjatuhkan Pepsi.
Ketika
saya membaca buku lain tentang perang diantara Pepsi dan Coca Cola, dibuku
tersebut tertulis bahwa ketika Coca Cola memilih Christina Aquilera sang
bintang film terkenal sebagai endorser. Pepsi tidak mau kalah dengan memilih
Britney Spears sebagai endorser juga. Sebenarnya mengapa Coca Cola dan Pepsi
begitu terlihat sangat ingin menjatuhkan satu sama lain melalui iklan-iklan
kontroversial yang mereka buat? Tentunya
karena keduanya sangat ingin menginginkan pelanggan lebih banyak daripada
pesaingnya. Pada gambar yang saya dapat
dari internet, terlihat bahwa Coca Cola memiliki kerja sama dengan 18
perusahaan makanan diantaranya Burger King, Wendy’s, dan McDonald’s. Sedangkan
Pepsi memiliki kerja sama dengan 11 perusahaan diantaranya KFC dan Pizza Hut.
Diagram
dibawah menunjukan hasil wawancara saya dengan 30 responden yang memiliki umur diantara
18-35 tahun. Hasilnya adalah 21 orang lebih menyukai Coca Cola dan sisanya
memilih Pepsi. Alasan ke 30 responden tersebut bermacam-macam, sebagian besar
yang memilih Coca Cola mengatakan bahwa minuman tersebut lebih enak daripada
Pepsi ada juga yang megatakan bahwa Coca Cola memiliki rasa yang lebih original
daripada Pepsi. Sedangkan responden yang memilih Pepsi mengungkapkan beberapa alasan
unik mereka, salah satu responden berkata bahwa “Aku engga suka minuman soda, tapi kalo
suruh milih ya mending Pepsi dong. Soalnya Coca Cola gulanya kerasa banget gak kayak Pepsi yang pas di lidah”. Seorang ibu rumah
tangga yang berusia 35 tahun berkata “Lebih suka Pepsi soalnya kalo Coca Cola
banyak yang palsu. Saya pernah beli Coca Cola palsu di pinggiran Jalan Magelang
dulu, pantes murah engga taunya itu palsu, tho”
Daftar Pustaka
Royan, M. Frans, 2005, Market Intellegence Mengaplikasikan Spionase pada Pemasaran Masa Kini, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta.
Sapta, Dwi, 2006, Advertising That Sells, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Created by:
Anistya Yustika / 150905696
Created by:
Anistya Yustika / 150905696
0 comments