Efek Iklan Lifebuoy yang Menuai Kontroversi Masyarakat NTT
12:16:00 AM
Komunikasi sangat diperlukan manusia untuk menyampaikan pesan dari satu orang
ke orang lainnya. Media yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan
tersebut juga bermacam – macam, salah satunya adalah media massa. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, massa adalah jumlah yang banyak sekali; sekumpulan
orang yang banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar). Media massa
adalah alat perantara yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan
kepada orang banyak yang berkumpul di suatu tempat. Media massa juga ada banyak
bentuknya, salah satu contohnya adalah iklan.
Iklan adalah salah satu media perantara dari komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada banyak orang atau masyarakat. Bentuk dari iklan juga bermacam –
macam seperti iklan media cetak dan iklan media elektronik. Pada post kali ini
saya akan membahas mengenai iklan yang ada di media elektronik yaitu televisi.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa setiap komunikasi pasti memiliki efek.
Pesan yang disampaikan pada saat berkomunikasi akan menimbulkan efek atau
damapk dari pesan tersebut. Efek dari komunikasi tersebut bisa positif maupun
negatif. Efek komunikasi massa yang akan dibahas adalah efek dari iklan. Iklan
yang ada di Indonesia sebagian memiliki efek positif yang bisa memberikan
informasi, memberikan motivasi, dan lain sebagainya. Tak jarang juga iklan
menimbulkan efek negative. Seperti yang diketahui, tidak sedikit
kontroversi yang ditimbulkan dari iklan. Salah satunya akan saya bahas, yaitu
efek terparah (negatif) yang ditimbulkan dari iklan produk sabun cuci tangan
merk Lifebuoy
yang mengundang kontroversi dari masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Iklan produk sabun Lifebuoy
yang berjudul “5 Tahun Bisa untuk NTT”, mendapatkan protes dari mayarakat Nusa
Tenggara Timur karena dianggap melecehkan masyarakat. Iklan sabun tersebut
menunjukkan seorang anak perempuan dari Nusa Tenggara Timur yang menceritakan
kebiasaan masyarakat Desa Bitobe, NTT yang tinggal di rumah adat mereka yang
nyaman. Ia juga mendeskripsikan keindahan dari rumah adat NTT tersebut. Pada
pertengahan iklan tersebut, anak perempuan ini menjelaskan bahwa masyarakat NTT
kurang menjaga kebersihan dan ia merasa iba kepada teman - temannya yang sering
terkena penyakit. Ia menceritakan juga bahwa banyak masyarakat NTT yang
mengidap penyakit disebabkan oleh masyarakatnya sendiri yang kurang bisa
menjaga kebersihan. Disebut juga dalam iklan tersebut bahwa ada satu dari empat
balita di NTT yang meninggal karena diare. Penyakit diare ini juga sering
timbul akibat makanan atau proses pembuatan makanan kurang bersih. Pada akhir
iklan tersebut, anak perempuan itu terlihat bahagia karena adanya tempat dan
penyuluhan untuk mencuci tangan menggunakan sabun Lifebuoy.
Digambarkan juga anak – anak NTT yang mencuci tangan mereka dengan wajah yang
bahagia seperti menggambarkan bahwa mereka akan sehat dengan menggunakan sabun
ini. Iklan ini juga mengajak para penonton untuk berpartisipasi dalam bentuk
donasi untuk mengajarkan hidup bersih kepada masyarakat Desa Bitobe. Dijelaskan
bahwa partisipasi penonton dapat dilakukan dalam bentuk membeli dan menggunakan
sabun ini. Sesuai dengan tagline iklan
ini, donasi dilakukan bertujuan agar balita di NTT dalam merayakan ulang tahun
kelima dan seterusnya. Iklan sabun Lifebuoy ini juga
membuat Ketua Garda Bangsa Provinsi Nusa Tenggara Timur membuka mulut.
Buche Brikmar selaku Ketua Garda Bangsa Provinsi Nusa Tenggara Timur berkata
bahwa masyarakat NTT merasa terganggu dengan iklan Lifebuoy yang
ditayangkan di media televisi nasional. Buche juga berpendapat bahwa iklan ini
hanyalah pencitraan produk, seolah – olah hanya dengan membeli produk sabun
tersebut maka dengan sendirinya akan menyelamatkan anak – anak NTT. Masyarakat
NTT juga menilai bahwa isi iklan itu tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya,
iklan ini hanya bentuk eksploitasi dan hanya untuk kepentingan bisnis atau
kepentingan tertentu. Masyarakat NTT juga tidak setengah – setengah, dalam
bentuk protesnya mereka menyebarkan petisi untuk pemberhentian penayangan iklan
tersebut. Protes dari masyarakat ini sendiri mengundang tanggapan dari pihak perusahaan
Lifebuoy.
Seperti wawancara yang dilakukan wartawan Liputan6, Aurellio Kaunang selaku Media Relations
Manager PT Unilever Indonesia berkata bahwa pihak perusahaan tulus membantu
masyarakat khususnya anak – anak Desa Bitobe agar mendapat fasilitas untuk
mencuci tangan menggunakan sabun. Pihak perusahaan juga meminta maaf jika ada
kesalahan dalam pemilihan kata – kata sehingga melukai masyarakat NTT. Tidak
jauh berbeda dengan Aurellio, berdasarkan berita di Kompas.com, Adina Tontey
selaku Senior
Brand Manager Lifebuoy Unilever mengatakan bahwa pihak perusahaan tidak
pernah ada niat untuk melecehkan masyarakat NTT khususnya Desa Bitobe. Adina
mengatakan bahwa di dalam iklan itu memang jelas sekali kondisi sebenarnya yang
terjadi di Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang. Iklan ini
bertujuan membantu mencegah kematian balita di NTT di masa mendatang. Sesuai
data Dinas Kesehatan NTT, kematian balita mencapai 71 persen dari 1.000 kelahiran
hidup dan penyebab utamanya adalah diare. Ia juga mengatakan bahwa perusahaan Lifebuoy sudah
mengumpulkan donasi sebesar 700 juta rupiah untuk didonasikan masyarakat Desa
Bitobe. Sangat disayangkan, masyarakat NTT tetap tidak menginginkan iklan tersebut
beredar dan ditayangkan lagi.
Kasus diatas merupakan contoh dari efek komunikasi massa. Efek ini terjadi
karena pada dasarnya salah satu prinsip dari komunikasi massa adalah seeing is believing
yang diartikan masyarakat mudah percaya dengan pesan yang disampaikan hanya
dengan melihat. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman antara
komunikator dan komunikan sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik. Hal
ini juga terjadi dikarenakan adanya kesalahan framing atau cara
penyampaiannya sehingga menimbulkan efek kurang baik.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Bere, Sigiranus Marutho. (2013). Iklan Sabun Mandi "Lifebuoy" Tuai Protes di NTT. Diambil dari (11 Maret 2016).
(http://regional.kompas.com/read/2013/11/30/2041272/Iklan.Sabun.Mandi.Lifebuoy.Tuai.Protes.di.NTT)
Febrida, Melly. (2013) Iklan Lifebuoy '5 Tahun Bisa untuk NTT' Sudah Tak Tayang Lagi. Diambil dari (11 Maret 2016).
(http://health.liputan6.com/read/762580/iklan-lifebuoy-5-tahun-bisa-untuk-ntt-sudah-tak-tayang-lagi)
Seo, Yohanes. (2013). Unilever Jawab Protes Warga NTT. Diambil dari (11 Maret 2016). (http://nasional.tempo.co/read/news/2013/12/11/058536443/unilever-jawab-protes-warga-ntt)
LintasNTT. (2013). Tanggapan Lifebuoy Terhadap Artikel 'Iklan Lifebuoy Dinilai Melecehkan Rakyat NTT'). Diambil dari (11 Maret 2016). (http://www.lintasntt.com/tanggapan-lifebuoy-terhadap-artikel-iklan-lifebuoy-dinilai-melecehkan-rakyat/)
Created by:
Liem, Sandra C / 150905711
0 comments