La Publicité: June 2016

Iklan Klinik 'Tong Fang' Melanggar Etika Pariwara Indonesia.

8:20:00 AM
1 Comments

Wawancara "Instan" Bersama Biro Iklan

Beberapa hari yang lalu Jendela Advertising mengunjungi kantor Kedaulatan Rakyat Yogyakarta untuk melakukan wawancara dengan Kepala Periklanan KR, namun ternyata yang bersangkutan berhalangan hadir. Maka, kami memutuskan untuk mewawancarai biro iklan yang ada di kantor KR. Berikut transkrip wawancara kami:

A = ANIS

R = RENZA

A : Bapak itu hanya di KR aja atau ke media yang lain?

R : Sebenernya ke semua media bisa, cuma lebih memprioritaskan ke KR

A : Ooo.. jadi kalo misalnya saya mau mengiklankan sesuatu itu lewat Bapak?

R : Iya.. cuman kan biasanya beda biro ya beda berapa persen gitu

A : Kira-kira Bapak udah berapa tahun ya udah kerja kayak gini?

R : dari 2007

A : suka dukanya?

R : sukanya ya kalo pas dapat uang besar ya lumayan.. kalo yang kecil ya kita sih kita nerima-nerima aja

A : jadi prosesnya gimana ya Pak?

R : prosesnya kalo kami biro ini ya cukup lewat sms aja. Jadi client nanti pengennya apa ya tinggal BBM/SMS aja untuk pengajuan nanti kami tinggal bayar didepan atau dibelakang aja

A : kalo bayar ke biro biasanya sistemnya gimana ya Pak?

R : tergantung.. pokoknya kita main persen aja, jadi ya berapa persennya ajalah dari harga tarif.

A : rata-rata kalo di KR itu pelanggannya langusng ke biro dulu apa langsung ke KRnya ya Pak?

R : langsung ke KRnya juga ada, tapi 80%nya ke biro. Jadi kayak iklan baris gitu U-80% ya langsung ke biro kan lebih murah dan ada aturannya sendiri. Soalnya kalo lewat biro kan ada tempo bisa bayar belakangan atau nyicil, klo lewat KR kan harus cash

A : jadi lewat biro itu lebih mudah ya Pak?

R : iya.. bayar belakangan juga ga masalah. Modalnya sih cuma percaya aja sama client

A : jadi iklan di tampilin dulu baru bayar?

R : iya.. tapi liat sikon lah.. kayak mungkin kampus gitu kan nggak mungkin lari kan, jadi bayar didepan apa belakang juga nggak masalah. Tp kalo untuk person-person gitu lebih ke bayar diawal

A : kira-kira sehari ada berapa pelanggan ya Pak?

R : nggak tentu sih, kalo sekarang sih agak sepi ya semenjak ada internet. Jadi iklan lebih condong lari ke online. Kalo koran sih udah ngga terlalu berpengaruh lah ya. Konsumen skrg lebih ke online, media cetak menurun.

A : pendapatannya Pak?

R : pokoknya dulu sebulan biasanya bisa sampe 100 juta, kalo sekarang paling 2 juta atau 3 juta. Jd penurunannya drastis.

C : biasanya yang pake jasa biro ini bidang apa ya Pak?

R : ya semua.. kalo kayak iklan baris ya paling kayak sumur, terowongan.. tapi kalo display (halaman awal 1-2) itu kampus, atau kalo hari minggu biasanya ada kuliner. Tapi kalo kampus-kampus biasanya dapet diskon atau tarif sendiri. Ya nggak hafal satu-satu sih biasanya kita data lewat email.

A : bapak lebih condong ke KR atau ke media lain juga main?

R : sebenernya sih media lain juga main, semua media main.. kayak ke suara merdeka, solo post, tribun, kr gitu. Bahkan, kompas pun jg. Cuman karena ini media lokal, jadi banyaknya lebih ke sini. Tapi semua media bisa sebenernya.

A : di biro iklan ini bapak kerja sendiri atau sama temen bapak?

R : paling berdualah. Atau sendiri juga bisa.

A : oo berarti sendiri jg bisa jalan Pak?

R : bisa, yang penting punya ada computer atau kan dikasih software dari sini juga

A : oo ada software jg Pak? Softwarenya dibuat apa Pak?

R : jadi ini softwarenya seperti kita ngetik iklan baris gitu, jadi ya tinggal ketik, copy dan print aja sama kayak word. Persis sama yang di monitor itu. Cuman kalo untuk biro itu udah dikasih aplikasinya sendiri silakan ketik sendiri dirumah gitu. Jadi kami disini tinggal ngemailkan, diprint gitu terus nanti bayar disini aja.

A : nama biro bapak apa ya Pak?

R : dado advertising, kalo teman saya asri advertising

A : ada kantornya Pak?

R : karna kita cuma 1 apa 2 orang jadi ya nggak perlu ada kantor sih, by email aja. Bahkan yang paling besar aja contohnya tadi Padi Advertising, terkenal kan itu? Itu aja kantornya biasa, yang penting kan duitnya. Orang kan nggak ngeliat kantornya, yang penting saya pasang terus ditagih gitu aja.

A : jadi prosesnya, client masukin iklan atau?

R : client pingin pasang iklan ke kr tapi melalui saya dulu. Soalnya kan kalo kesini mungkin jauh ya, jadi misalnya dia mau pasang 10 hari dulu ya tinggal bilang ke saya. Jadi ngga perlu kesini (KR). Jadi ya nanti paling tinggal saya naikin seribu atau dua ribu aja dari tarif yang biasanya. Nggak masalah, konsumen skrg kan nilai rupiahnya tinggi. Cuman bedanya kalo dateng langsung kan bayarnya lebih murah gitu. Biasanya kalo pasang iklan baris lewat biro malah kita dapet komisi dari KRnya. Jadi ada perbedaan harga juga

A : oo gitu ya Pak..

R : jadi kan biasanya kalo ada iklan nasional kayak iklan rokok gitu ya lewat biro

A : jadi yang di billboard itu lewat biro juga?

R : iya billboard semua itu. Soalnya kan biro ada ijin sama channel sampe ke pemerintah juga, bagian perijinan. Karna kalo nggak pake biro itu susah biasanya..

A :bedanya pake biro sama enggak?

R : jadi kan ada kategori kayak iklan nasional atau lokal itu semuanya pake biro jadi dapet diskon. Beda sama langsung ke media. Kalo ke media biasanya langsung tapi ya ngga dipersulit.

A : kenapa ya Pak?

R : kenapa ya karna kan gini.. karna tiang baliho itu kan ada yang punya, nah dia kalo mau masang disitu harus ijin sama yang punya. Nggak mungkin kan masang sembarangan nanti diangkat sama satpol PP.

A : jadi kalo mau beriklan lebih mudah lewat media cetak ya pak?

R : iya.. apalagi mungkin kalo di biro media cetak ada tempo pembayarannya, bisa bayar penuh atau nyicil. Biasanya kalo kampus-kampus minta bayar belakangan

Jadi, berdasarkan wawancara yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa saat ini media cetak kurang berpengaruh dikalangan masyarakat semenjak munculnya internet. Sehingga, pendapatan biro iklan menurun drastis.

Created by:

Cathrine Silalahi / 150905705

11:07:00 PM
0 Comments

Ngobrol Santai Bersama Ketua Bohlam

10:16:00 PM
0 Comments

Analisis Iklan 'All Fresh'

Iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk ditunjukan pada khalayak dengan harapan tertentu. Pada umumnya iklan memiliki 4 peran yaitu, peran marketing, komunikasi, ekonomi, dan sosial. Marketing atau pemasaran memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para khalayak dengan menyediakan barang dan jasa. Dalam hal ini, iklan berperan untuk membantu mempromosikan dan mempengaruhi khalayak untuk membeli produk. Dalam video yang kami tampilkan diatas, iklan ini sudah memenuhi peran marketing karena pembuat iklan membantu mempromosikan produk 'All Fresh' dengan cara menampilkan beberapa anak yang menjadi media promosi yang membawa kantung yang ternyata berisi buah. Walaupun menurut saya pribadi iklan tersebut sedikit aneh karena tidak ada hubungan yang pas antara orang tua yang menyadari bahwa mereka terlalu sibuk dengan kegiatannya dan melupakan waktunya bersama sang anak dengan buah yang tiba-tiba dibawa sang anak. Tapi menurut saya peran marketing ini cukup sukses karena iklan ini membuat saya terpersuasi untuk berbelanja buah di 'All Fresh' tepatnya di Rest Area KM 19 Tol Cikampek, Bekasi pada beberapa waktu lalu.

Peran yang kedua yaitu komunikasi, iklan merupakan pesan tentang suatu produk/jasa yang disampaikan pada khalayak melalui media massa maupun non media massa. Tentunya agar iklan dapat diterima dengan baik oleh khalayak, iklan tersebut sebaiknya dapat menarik perhatian, menggugah perasaan khalayak guna menimbulkan respon dan memberi informasi. Dalam video yang kami tampilkan diatas, iklan ini sudah memenuhi peran komunikasi karena saya pribadi dan teman-teman sekelompok saya tertarik untuk melihat iklan ini karena cerita yang berada di dalamnya sangat menarik perhatian sehingga saya dan teman-teman saya merasa ingin melihat iklan ini sampai selesai. Iklan ini sudah terbukti menggugah perasaan khalayak, karena jujur saja ketika melihat iklan ini Saya, Desy, dan Sandra mengeluarkan air mata tanpa kita sadari karena kita terlalu terbawa perasaan. Lalu, selain memberikan informasi terselubung mengenai promosi tokoh buah, iklan tersebut juga memberi informasi bahwa kita harus sering-sering meluangkan waktu bersama keluarga kita.

Peran yang ketiga yaitu ekonomi, iklan dapat menumbuhkan perekonomian suatu negara. Hal ini tidak dapat terlihat dalam video iklan ini.

Peran yang keempat yaitu sosial, iklan dapat membuat khalayak bercermin diri melalui identifikasi khalayak pada model iklan yang mempunyai dampak positif atau negatif. Dalam video yang kami tampilkan diatas, saya kemudian melakukan refleksi diri apakah saya termasuk orang-orang yang melupakan keluarga atau tidak. Dan iklan tersebut membuat saya tersadar bahwa keluarga adalah prioritas utama.

Daftar Pustaka
Rendra Widyatama, Pengantar Periklanan, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta, 2007.

Created by:
Anistya Yustika / 150905696

8:57:00 PM
0 Comments

Merunut Sejarah Panjang Periklanan Indonesia

Sejarah merupakan bagian yang penting dari kehidupan umat manusia. Lewat adanya sejarah, kita dapat mengetahui suatu perjalanan panjang serta mengambil hikmahnya untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Postingan kali ini akan membahas mengenai sejarah panjang periklanan Indonesia, memperlihatkan bagaimana proses perkembangan dan pengembangan periklanan Indonesia sejak jaman Hindia Belanda hingga awal kemerdekaan RI.

Awal Periklanan Indonesia

Iklan pertama di Hindia Belanda (sebutan untuk Indonesia pada saat itu) muncul pada bulan Agustus tahun 1744, bersamaan dengan terbitnya surat kabar pertama di Batavia (Jakara), yaitu Bataviaasche Nouvelles.

Suratkabar pertama di Hindia Belanda ini hanya berusia sekitar dua tahun.
(Sumber: Pustaka Koran)

Seluruh halaman dari surat kabar yang diterbitkan dan dicetak oleh Vereenigde Oost Compagnie (VOC) ini, hanya memuat mengenai iklan. Iklan pertama yang muncul di Hindia Belanda merupakan iklan yang ditulis dengan tulisan tangan oleh Jan Pieterzoen Coen, seorang pendiri Batavia dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629.

Surat kabar pribumi yang pertama kali menerbitkan iklan adalah Tjahaja Siang, surat kabar yang terbit di Minahasa. Kemudian disusul oleh Soerabaja Advertentie Blad, surat kabar yang terbit di Surabaya. Berikut ini adalah teks iklan dari suatu produk yang diterbitkan dalam surat kabar tersebut:

(Sumber: History Of Graphic Design in Indonesia.)

Selain iklan di surat kabar, pada jaman Hindia Belanda, mulai di produksi pula brosur-brosur sebagai wahana informasi dan promosi. Javaasche Bank misalnya, mereka menggunakan brosur dan buklet untuk menarik perhatian pemodal asing ke Hindia Belanda.

Masa Pra-Pendudukan Jepang

Pada masa ini, perusahaan periklanan tumbuh menjamur dan beberapa iklan jenis baru mulai dikenal. Contohnya, iklan lowongan pekerjaan, pernikahan, kematian, dan iklan yang menawarkan tur keliling dunia (iklan travel/iklan perjalanan).

Iklan di masa ini menekankan tiga aspek penting, yaitu:

1. Iklan menggunakan kata-kata yang sederhana dan langsung agar maknanya mudah untuk dipahami.

2. Kata-kata yang digunakan harus ada kaitannya dengan produk yang diiklankan.

3. Iklan secara cepat dapat diidentifikasikan oleh khalayak sasarannya.

Berikut ini adalah contoh iklan pada masa pra-pendudukan Jepang yang meliputi tiga aspek penting diatas:

(Sumber: www.dgi-indonesia.com)

Periode Awal Pendudukan Jepang

Laju industri periklanan Indonesia terhenti ketika terjadi invasi Jepang ke Indonesia. Iklan-iklan yang masih bertahan pada masa ini adalah iklan yang berasal dari perusahaan-perusahaan batik, rokok kretek, percetakan juga bidang profesi seperti dokter, dll.

Iklan pada masa pendudukan Jepang cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan iklan zaman Hindia Belanda. Kebanyakan iklan pada masa pendudukan Jepang hanya pesan verbal tanpa menggunakan gambar.

Berikut adalah salah satu contoh iklan di masa itu:

Memberi Peladjaran-Peladjaran

Bahasa-Bahasa, Steno, Mengetik,

Memegang Boekoe, Soerat Menjoerat

Alamat Jang ta'asing lagi.

Koersos Dagang Brawidjaja.

Matraman II-tel 705.

Kwitang 30-tel 4723.

Masa Awal Kemerdekaan

Setelah kemenangan sekutu, iklan yang muncul di surat kabar merupakan iklan penghimpunan dana. Dana yang dihimpun dari iklan-iklan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak pada masa pasca kemerdekaan. Misalnya, melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, hingga untuk membangun/memperbaiki sekolah dan barang-barang yang rusak akibat peperangan.

Karena pada masa itu situasi ekonomi sedang sulit, kemudian muncullah iklan yang menawarkan ekonomisasi dalam pembelanjaan atau kehidupan sehari-hari masyarakat. Contohnya, menjamurnya iklan dari penjahit maupun kursus menjahit yang mengajak masyarakat untuk menghemat anggaran belanja pakaian dengan cara membuat pakaian sendiri.

Selain iklan penghimpunan dana, di masa awal kemerdekaan juga terdapat banyak iklan ucapan belasungkawa atau ucapan terima kasih dari keluarga yang kehilangan anggota keluarganya akibat perang.

Daftar Pustaka:
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia. 1993. Sejarah Periklanan Indonesia. Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.
Banindro, Baskoro Suryo. 2014. Iklan Masa Kolonial 1930-1942. Diambil dari (22 Juni 2016). (http://dgi-indonesia.com/iklan-masa-kolonial-1930-1942-tinjauan-sosiohistoris-2/).

Created by:
Widya Larasati / 150905689

7:27:00 PM
0 Comments

Pages

La Publicité

Iklan Klinik 'Tong Fang' Melanggar Etika Pariwara Indonesia.

Wawancara "Instan" Bersama Biro Iklan

Ngobrol Santai Bersama Ketua Bohlam

Analisis Iklan 'All Fresh'

Merunut Sejarah Panjang Periklanan Indonesia

About Us

Blog Archive

Total Pageviews

Translate

THANKS A MILLION